Mengenai Saya

Foto saya
Sebelum lulus kuliah sudah menulis, dan menjadi kuli tinta.

Sabtu, 02 Januari 2010

Sambut Lailatul Qodar : "Ngalap" Berkah di Nyatnyono



Oleh : Syukron


"Saya kesini untuk berharap berkah, karena sawah saya kekeringan dan tidak panen," ujar Siti Aminah, 45, warga Kabupaten Demak ini datang jauh-jauh dari Demak ke Makam Waliyullah Hasan Munadi dan Hasan Dipuro di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang pada malam 21 Ramadhan atau yang lebih dikenal dengan "Malam Selikuran" ini berharap, di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini hasil pertaniannya dapat panen. Iapun tiba di tempat ini sebelum Maghrib bersama beberapa tetangganya.
Usai mengikuti sholat tarawih di Masjid Subulussalam, Siti dan ratusan orang lainnya masih berkumpul di depan masjid, karena panitia Khaul Akbar Waliyullah Hasan Munadi akan membagikan tumpeng besar berukuran 1,5 meter persegi tersebut kepada jama'ah, serta tumpeng kecil yang jumlahnya puluhan.
Tumpeng berukuran besar tersebut dikawal dengan kelompok rebana desa tersebut dari rumah sesepuh desa, KH. Hasan Asy'ari menuju pelataran masjid. Dan usai berdoa, ratusan orang tersebut langsung berebut tumpeng tersebut hingga beberapa orang nampak jatuh. Bahkan beberapa orang mengaku kehilangan dompetnya.
Saat merebut tumpeng nasi, Siti, berhasil mendapatkan satu kantung plastik nasi kuning, debog pisang dan potongan bambu yang digunakan untuk tempat meletakkan tumpeng.
"Saya berkeyakinan, debog ini bisa nambani saudara saya yang lumpuh, dan bambu ini akan saya tanam di sawah, agar sawah saya bisa panen," harapnya.
Menurut KH. Hasan Asy'ari, tumpeng yang diperebutkan oleh semua peziarah tersebut dimaknai sebagai selamatan atas berkah Allah SWT kepada para wali yang telah menyebarkan agama Islam, dan berharap para peziarah ini rezkinya berkah, usahanya berkah.
Selain itu, kegiatan tersebut, dijadikan wadah budaya untuk mengenang jasa Walisongo dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.
"Budaya Islam ala Jawa ala Walisongo ini harus terus dipertahankan, demi mempertahankan keagungan warisan budaya leluhur," ujar Hasan.
Sebelum berziarah ke makam yang berada di lereng Utara Gunung Ungaran tersebut, biasanya peziarah mendatangi sendang yang berada sebelum pintu masuk ke makam untuk mandi.
Menurut Juru Kunci Sendang Nyatnyono, Asrori, 54, sebelum ke makam, peziarah mandi di sendang yang meski kemarau airnya tetap mengalir deras ini untuk membersihkan segala kotoran.
"Selain itu, para peziarah yang mandi dan mengambil air dari sendang tersebut mempercayai air tersebut dapat menyembuhkan segala macam penyakit," katanya.
Para pengunjungpun juga tampak berdesak-desakan untuk mendapatkan air di Sendang, Nyatnyono, yang dinyakini jika diminum bisa mengabulkan semua permohonan peminumnya. (ems)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar