Mengenai Saya

Foto saya
Sebelum lulus kuliah sudah menulis, dan menjadi kuli tinta.

Senin, 04 Januari 2010

WISATA RELIGI - KEMISTISAN GUA MARIA KEREP AMBARAWA

Oleh : Kang Syukron

Jika anda melintas dari Semarang menuju Solo atau Yogyakarta dan sebaliknya, anda baiknya anda menyempatkan waktu untuk mengunjungi Gua Maria Kerep (GMK) Ambarawa yang berada di Desa Kerep Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang Jawa Tengah, berdiri pada tahun 1954. Selain sebagai tempat beribadah, Gua Maria Kerep Ambarawa ini juga menjadi obyek wisata religi tidak saja untuk umat Katolik saja, namun juga umat agama lain, seperti Kristen, Islam, Budha dan Hindu.
Berdirinya Gua Maria Kerep ini dilatarbelakangi pernyataan Sri Paus pada tahun 1948 yang menyatakannya sebagai Tahun Maria untuk mengenang 100 tahun usia dogma maka Maria Terkandung Tanpa Noda.
Momentum tersebut mendorong sebagian umat paroki Ambarawa beserta para gembalanya untuk memajukan devosi (pencapaian hakikat Tuhan) kepada Santa Perawan Maria dengan menghadirkan patung Maria seperti yang ada di Gua Maria Lourdes, Perancis dan menempatkannya di suatu tempat yang dapat menjadi sarana pejiarahan. Usaha tersebut juga untuk memenuhi kebutuhan adanya tempat berjiarah bagi umat katolik Jawa Tengah bagian utara mengingat di bagian selatan sudah ada tempat berjiarah yaitu Sendangsono, Muntilan, Jawa Tengah dan Sriningsih, Sleman, Yogyakarta.
Atas ijin dari Mgr. Albertus Soegijapranata, S. J., Vikaris Apostolik Semarang, tempat yang dulunya merupakan rumah milik warga, kemudian dijadikan tempat peziarahan ini meniru Gua Maria Lourdes yang ada di Perancis. Penentuan tempat Gua Maria tersebut ditetapkan oleh Romo Koersen SJ ( direktur Konggregasi Bruder Apostolik Semarang ).
Pembangunan Gua Maria ini melibatkan anak – anak asrama SGB Ambarawa untuk mengumpulkan batu – batu dari sungai Panjang Ambarawa.
Setelah selesai pembangunan, Gua Maria Kerep beserta patung Maria Lourdes diresmikan dan diberkati oleh Mgr. A. Soegijapranata SJ. dalam suatu upacara yang meriah pada tanggal 15 Agustus 1954, yang bertepatan dengan hari raya Santa Perawan Maria diangkat ke surga.
Di gua Kerep ini – sebelum dijadikan tempat pejiarahan – tidak terjadi peristiwa penampakan ataupun peristiwa mukjizat yang mengagumkan seperti yang terjadi di Lourdes. Namun demikian ada juga kisah – kisah penting dan menarik yang melatarbelakangi dan mampu menggerakkan hati para perintis tempat jiarah di Kerep ini untuk mendirikan tempat jiarah. Hal itu dihayati sebagai Penyelenggaraan Ilahi.
Menurut, Manager Gua Maria Kerep Ambarawa, YB. Suparanto, kepada ELSHINTA menuturkan, untuk mencapai obyek wisata religi di Goa Maria Kerep dengan luas sekitar 5 hektar lebih ini tidaklah sulit. Bila berangkat dari kota Semarang kita naik bus jurusan Yogyakarta. Begitupun sebaliknya, bila dari Yogyakarta pilihlah bus ke Semarang. Lalu, turun di terminal Ambarawa. Demikian pula bila menggunakan kendaraan pribadi. Tempuhlah jalur Semarang-Yogyakarta, sampai di terminal bus Ambarawa, ada papan penunjuk untuk masuk ke arah obyek wisata, yakni jalan masuk ke arah barat dan menyusuri jalan menanjak sekitar 1 KM.
Untuk masuk ke Gua Maria ini ada tiga tahapan prosesi ibadah yang harus dilalui, yakni saat pengunjung datang, terlebih dahulu masuk ke Taman Doa, dimana pengunjung dapat mengambil pembelajaran pengorbanan Yesus selama 3 tahun, dimana saat Yesus hanya memiliki 5 buah roti, dia berhadapan dengan 5 ribu orang miskin, dan 5 buah roti tersebut, dengan mukjizat Tuhan, dapat dibagikan kepada 5 ribu orang miskin. Selanjutnya pengunjung harus melintasi stasi Jalan Salib, sebagai bentuk pembelajaran untuk meneladani kesengsaraan Kristus, dan akhir perjalanan, pengunjung langsung dapat melakukan Adovasi, atau melakukan meditasi dan perenungan cipta di depan patung Yesus minimal 1 jam, diharapkan dari prosesi tersebut pengunjung dapat mengembalikan jati diri atau sangkan paraning dumadi menuju manunggaling kawulo gusti.
Dan sejak itu makin banyak umat yang datang berjiarah dan mengadakan berbagai kegiatan rohani seperti berdoa jalan salib, mengadakan renungan, ekaristi dan novena. Sementara untuk umat agama lain, sering menggunakan tempat ini sebagai tempat berdoa/meditasi, karena tepat di depan patung Bunda Maria, diyakini setiap orang yang berdoa, akan selalu terkabul, seperti penyakit yang disembuhkan maupun keinginan memiliki keturunan.
Selain itu, Gua Maria Kerep ini juga dilengkapi dengan Kapel atau tempat beribadah yang mampu menampung 400 jama'ah, lokasi Camping Ground yang mampu menampung 1000 orang, serta disediakan pula 3 kamar besar untuk pengunjung dari luar kota yang ingin menginap, serta ruang rapat yang mampu menampung 180 orang. Biasanya, ummat Katholik berkunjung atau berjiarah di Gua Maria ini pada hari Minggu, minggu kedua. Jumlah pengunjungpun rata-rata pada minggu kedua tersebut mencapai 8 ribu orang. Warung makan dengan makanan khas nasi pecel dan sate ayam. Untuk pengunjung yang menggunakan mobil pribadi, areal parkir di depan Gua Maria ini mampu menampung 200 mobil pribadi dan 200 sepeda motor, namun jika pengnjung padat, kendaraan pengunjung dapat dititipkan di lapangan kampung tersebut dengan keamanan yang dijamin oleh masyarakat di sekitar Gua Maria.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar